GAMBARAN KEMATANGAN EMOSI PADA ANAK REMAJA AKHIR DARI KELUARGA BERCERAI (HIDUP)
Main Article Content
Audrey Salsabilla Rivdya Ade Pradini
Ika Yuniar Cahyanti
Perceraian orangtua dapat berdampak pada emosi anak, termasuk kematangan emosi anak yang seharusnya sudah dimiliki anak remaja akhir agar dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mengatasi permasalahannya. Sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kematangan emosi pada remaja akhir dari keluarga bercerai (hidup). Penelitian ini melibatkan dua remaja akhir yang memiliki orangtua yang bercerai. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik penggalian data penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan analisis tematik dengan theory drive dalam pengkodean data dan untuk teknik pemantapan kredibilitas sendiri peneliti menggunakan membercheck. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak remaja akhir yang orangtuanya bercerai (hidup) belum sepenuhnya memiliki kematangan emosi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak terpenuhinya 1 dari 3 aspek kematangan emosi. Yaitu belum mampu mengontrol emosinya dengan baik. Namun kedua anak remaja akhir mampu menerima kenyataan dan mampu memahami cara mengatasi emosi serta permasalahan yang dihadapi. Kemampuan tersebut dibantu oleh faktor dukungan orang-orang terdekat.
Adila, D. R., & Kurniawan, A. (2020). Proses Kematangan Emosi Pada Individu Dewasa Awal yang Dibesarkan dengan Pola Asuh Orang Tua Permisif. INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 5(1), 21. https://doi.org/10.20473/jpkm.V5I12020.21-34
Boyatzis, R. (1998). Transforming Qualitative Information: Thematic Analysis and Code Development. Sage Inc.
Dagun, M., S. (2002). Psikologi keluarga (2nd ed.). Rineka Cipta.
Halonen, S. J. W. (1996). Psychology: Contxts of Behavior.
Huda, N. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Selama Learning From Home di Sekolah Dasar. Berajah Journal, 1(3), 111-116.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Kelima). Erlangga.
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan (5th ed.). Erlangga.
Kaplan, H. (1986). Status quo of emotions and emotional behavior.
Mardiyati, I. (2015). DAMPAK TRAUMA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK. Jurnal Studi Gender Dan Anak.
Mc Dowell, J. & S. (2002). Sahabatku bergumul dengan perceraian orangtua (Kedua). Gloria Graffa.
Menninger, C. W. (1999). Emotional maturity. Hickman Associates.
Moleong, L. J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosadakarya.
Monks, F. J. (1989). Monks, F.J., Knoers, A.M.P & Hadinoto S.R, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press), hal.100. Gajah Mada University Press.
Murray, J. (1997). Are You Growing Up, Or Just Getting Older? http://www.sonic.net/~drmurray/maturity.htm
Paramitasari, R., & Alfian, I. N. (2012). HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN MEMAAFKAN PADA REMAJA AKHIR. 1(02), 7.
Riinawati, R. (2022). Strategy of Financing Management to Improve the Quality of Islamic Education Institution. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(3), 2757-2768. doi:https://doi.org/10.35445/alishlah.v14i3.1519
Santrock, . Jhon. W. (2012). Life—Span Development. (Edisi Ketigabelas). Erlangga.
Santrock, J. W. (2003). Adolesence: Perkembangan Remaja (Keenam). Erlangga.
Saputro, K. Z. (2018). Memahami ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17, 25–32.
Sarwono, W. S. (2012). Psikologi Remaja (Revisi Cetak 15). Rajawali Pers.
Simon, E. (2015). Losing neutrality: The neural basis of impaired emotional control without sleep. Journal Neurosci, 194–205.
Walgito, B. (2002). . Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Penerbit Andi.
Willis, S. S. (2011). Konseling Keluarga (Family Counseling). Alfabeta.